Rabu, 08 September 2010

KEBAHASAAN

KEBAHASAAN

1. Gabungan kalimat tunggal atau kalimat majemuk yang menunjukan

pengandaian.

a. Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola, yaitu :

· Subjek dan predikat (S-P)

· Subjek, predikat, dan objek (S-P-O)

· Subjek, predikat, objek, dan pelengkap (S-P-PEL.)

· Subjek, predikat dan objek, pelengkap, dan keterangan

(S-P-Pel.-Ket.)

b. Gabungan beberapa kalimat tunggal akan membentuk kalimat majemuk.

c. Jika makna sebuah kalimat majemuk menyatakan sesuatu yang belum terjadi , kalimat tersebut berarti menyatakan pengandaian.

d. Kunjungsi yang digunakan untuk membentuk kalimat majemuk yang ber- makna pengandaian adalah jika ,apabila, kalau, andaikata, seandainya,

bilamana.

Contoh :

· Kami akan berterima kasih. ( kalimat tunggal )

· Bapak berkenan berkunjung ke rumah kami. ( kalimat tunggal )

· Kami akan berterima kasih jika Bapak berkenan berkunjung ke rumah kami. ( kal. Majemuk menyatakan pengandaian )

2. Kalimat majemuk yang menujukkan menujukkan hubungan sebab akibat

a. Menyatakan hubungan penyebab

· Kalimat majemuk yang menyatakan hubungan penyebab adalah kalimat majemuk yang kluasa sematannya menyatakan sebab atau alasan seperti yang disebutkan dalam kluasa utamanya.

· Konjusi yang digunakan dalam kalimat majemuk yang menyatakan penyebab adalah sebab, karena, dan oleh karena.

Contoh :

Pekerjaan ini terpaksa saya tinggalkan karena ada pekerjaan lain yang sesuai dengan kemampuan.

b. Menyatakan hubungan akibat

· Kalimat majemuk yang menyatakan hubungan akaibat adalah kalimat majemuk yang kluasa semangatnya menyatakan akibat seperti yang disebutkan dalam kluasa utamanya.

· Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk yang menyatakan akibat adalah sehingga, sampai, dan maka.

Contoh:

Dia terlalu sering begadang sehingga kesehatannya agak terganggu.

1. Kalimat majemuk yang menujukan hubungan perbandingan

a. Kalimat majemuk yang menyatakan hubungan perbandingan adalah kalimat majemuk yang kluasa sematanya menyatakan perbedaan atau kebalikan dari yang disebutkan dalam kluasa yang utamanya.

b. Kongjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk yang menyatakan perbandingan adalah tetapi, melainkan, dan padahal.

Contoh:

Kakkanya periang, tetapi adiknya pendiam.

2. Pergeseran makna kata

a. Meluas, yaitu perubahan makna pada sebuah kata yang dulu hanya untuk lingkup terbatas, kini mencakup pemakain dalam arti luas.

Contoh:

· Kta berlayar dulu hanya mencakup pengertian kegiatan melakukan perjalanan dengan perahu di laut yang menggunakan layer, tetapi sekarang digunakan untuk menyatakan kegiatan mengarungi laut dengan berbagai macam kapal.

· Kata Bapak dan ibu dulu hanya untuk menyemut orang tua dari anak-anaknya, sekarang digunakan untuk menyebut ssiapa saja yang pantas dipanggil dengan kat-kata itu.

b. Menyempit, yaitu perubahan makna pada sebuah kata yang dulu cakupannya luas, sekarang menjadi sempit.

Contoh:

· Kata sarjana dulu untuk menyebut golongan cendekiawan, sekarang hanya digunakan untuk lulusan universitas.

· Orang itu memeng peminum.( khusus minum beralkohol)

c. Sinestesia, yaitu perubahan makna akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.

Contoh :

· Hatiku menjadi panas ketika ia menghina adikku.

· Telinganya sakit ketika mendengar ucapan yang menghina orang tuanya.

d. Ameliorasi, yaitu arti sebuah kata yang baru terasa lebih pantas atau enak di dengar dari pada arti kata sebelumnya.

Contoh :

· Kata suami terasa lebih pantas atau lebih baik dari pada kata laki

· Kata busana terasa lebih tinggi dari pada kata pakaian.

· Kata warakawuri terasa lebih sopan daripada kata janda pahlawan.

e. Asosiasi, yaitu pergeseran makna yang terjadi karena persamaan sifat.

Contoh :

· Hotel itu dihantam ombak tsunami bersama penghuninya

· Kawanan preman itu akhirnya digulung oleh pihak yang berwajib

f. Peyorasi, yaitu arti sebuah kata yang baru terasa lebih rendah dari pada arti kata sebelumnya

Contoh :

· Kata hostes dulu bermakna nyonya rumah, sekarang mengandung makna yang negative.

· Kata simpanan memiliki bisa arti simpanan wanita, misalnya pada kalimat lelaki itu memiliki simpanan selain istrinya yang sah.

3. Kalimat Inversi

Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya terletak didepan subjek.

Contoh:

· Terkesima aku melihat keindahan alam di Gunung Renjani.

6. Gabungan imbuhan ter-/-kan

a. Fungsi gabungan imbuhan ter-/-kan adalah membentuk kata kerja pasif.

Contoh:

· Indah (kata sifat) menjadi terindah (kata kerja)

· Buku (kata benda) menjadi terbukukan (kata kerja)

c. Makna gabungan imbuhan ter-/-kan adalah menyatakan sudah di….

Contoh:

· Hal itu terpikirkan juga olehku.

· Surat Bapak telah tersampaikan dua minggu yang lalu.

7. Gabungan imbuhan ter-/-i

a. Fungsi gabungan imbuhan ter-/-I adalah membentuk kata kerja

b. Makna gabungan imbuhan ter-/-I adalah menyatakan dapat di…

Contoh:

· Kepandaian anak itu tersaingi teman sekelasnya.

· Pagar tembok terlampaui dengan sekali lompatan.

8. Sufiks atau Akhiran

a. Akhiran –wan-man

Makna akhiran –wan-man adalah menyatakan orang yang mempunyai…

Contoh:

· Banyak sukarelawan berusaha mencari kapal yang hilang itu.

· Afandi adalah seorang seniman sejati.

b. Akhiran-wati

Makna akhiran-wati adalah menyatakan perempuan yang menjadi…

Contoh:

· Jumilah adalah karyawati di sebuah perusahaan konfeksi.

· Para peragawati itu tampak anggun dengan busana yang dikenakan .

c. Akhiran-isasi

· Fungsi akhiran-isasi adalah membentuk kata benda.

· Makna akhiran-isasi adalah menyatakan proses atau menjadikan sesuatu.

· Akhiran-isasi berasal dari akhiran-isatie(Belanda) atau –ization(Inggris).

· Akhiran –isatie dan –ization diserap bersama dengan kata dasarnya, misalnya organisatie(Belanda) dan organization(Inggris)

Contoh dalam bahasa Indonesia:

· Di kabupaten Gunung Kidul dicanangkan gerakan turinisasi.

· Program swastanisasi kini telah menujukan geliatnya di berbagai bidang.

d. Akhiran-is

· Fungsi akhiran –is adalah membentuk kata benda

· Makna akhiran –is adalah menyatakan proses atau menjadikan sesuatu.

· Akhiran –is berasal dari akhiran –isch(Belanda) atau –ist(Inggris).

· Akhiran –isch dan –ist diserap bersama dengan kata dasarnya.

Contoh dalam bahasa Indonesia:

· Paham komonis dilarang di Negara Indonesia

· Secara biologis, organ manusia terdiri atas urat syarat yang rumit.

e. Akhiran –isme

· Fungsi akhiran –isme adalah adalah membentuk kata benda.

· Akhiran –isme berasal dari sufiks- ism.

· Akhiran –isme diserap bersamaan dengan kata dasarnya.

Contoh dalam bahasa Indonesia:

· Faham individualisme menganggap bahwa manusia secara pribadi memerlukan perhatian.

· Kapitalisme tidak sesuai dengan kepribadian rakyat Indonesia.

9. Kata depan dengan

Fungsi

Kata depan dengan dipakai untuk:

menandai makna ‘alat’

Contoh:

Pak Tani memanen padinya dengan ani-ani

b. menandai makna ‘peserta’

Contoh:

Habibi pergi ke perpustakaan dengan saudara sepupunya.

b. menandai makna ‘cara’

Contoh:

Dengan sigap Ayah menolong anak yang hamper jatuh itu.

c. menandai makna ‘pelaku’

Cntoh:

Peiwa kebakaran itu diawali dengan suara ledakan dari rumah korban.

d. Menandai makna ‘penderita’

Contoh:

Kalian jangan percaya dengan orang itu.

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. terima kasih banyak atas ilmunya.. ini sangat bermamfaat... teruslah berkarya untuk Indonesia.

    BalasHapus